Integrasi Islam, Sosialisme, dan Komunisme dalam Sejarah Pergerakan Indonesia: Studi Atas Pemikiran HOS Tjokroaminoto dan Haji Misbach
HOS Tjokroaminoto dan Haji Misbach berusaha menyatukan Islam, sosialisme dan komunisme untuk melawan kolonialime dan kapitalisme Belanda. Keduanya adalah tokoh Muslim yang taat dan hidup pada zaman pergerakan Indonesia. Mereka menyumbangkan ide kemerdekaan dalam hal teologi pembebasan. Meskipun keduanya berbeda jalan untuk menuju kemerdekaan, namun mereka dapat membuktikan bahwa ajaran-ajaran agama tidak tercerabut dari permasalahan sosialnya.
HOS Tjokroaminoto adalah seorang tokoh penggerak Sarekat Islam yang memiliki pemikiran bahwa eksploitasi terhadap rakyat bumiputera khususnya eksploitasi ekonomi yang dipraktikan kaum penjajah memiliki akar ideologis kapitalisme, kemudian kapitalisme melahirkan kolonialisme. Dari pemikiran tersebut, Tjokroaminoto kemudian mengeluarkan gagasan tiga nilai pokok yakni kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan.
Sosialisme Islam menurut Tjokroaminoto yaitu kemajuan peri-keutamaan dan kemajuan budi pekerti rakyat. Menurutnya, untuk mencapai sosialisme yang sejati, maka tiap individu harus berakhlakul karimah. Supaya rakyat tidak sekedar mengejar kesenangan harta benda, dalam bahasa Tjokroaminoto ―nafsu kasar‖. Selama rakyat masih berhasrat memenuhi nasfu kasar, untuk mewujudkan perdamaian dan sosialisme yang sejati sulit terwujud, karena sosialisme dan perdamaian adalah suatu keadaan yang menuntut budi pekerti. Ia menyimpulkan tidak ada isme lain atau tidak ada sosialisme yang lebih baik selain dari sosialisme Islam, karena ideologi sosialisme apabila tidak didasarkan pada agama Islam maka hanya keselamatan dunia saja yang didapat. Sedangkan sosialisme yang dilandasi dengan agama Islam, maka yang diperoleh adalah keselamatan atau kebahagiaan dunia dan akhirat.
Keyword: Misbach, HOS Tjokroaminoto, Sosialisme Islam, Komunisme Islam
HOS Tjokroaminoto adalah seorang tokoh penggerak Sarekat Islam yang memiliki pemikiran bahwa eksploitasi terhadap rakyat bumiputera khususnya eksploitasi ekonomi yang dipraktikan kaum penjajah memiliki akar ideologis kapitalisme, kemudian kapitalisme melahirkan kolonialisme. Dari pemikiran tersebut, Tjokroaminoto kemudian mengeluarkan gagasan tiga nilai pokok yakni kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan.
Sosialisme Islam menurut Tjokroaminoto yaitu kemajuan peri-keutamaan dan kemajuan budi pekerti rakyat. Menurutnya, untuk mencapai sosialisme yang sejati, maka tiap individu harus berakhlakul karimah. Supaya rakyat tidak sekedar mengejar kesenangan harta benda, dalam bahasa Tjokroaminoto ―nafsu kasar‖. Selama rakyat masih berhasrat memenuhi nasfu kasar, untuk mewujudkan perdamaian dan sosialisme yang sejati sulit terwujud, karena sosialisme dan perdamaian adalah suatu keadaan yang menuntut budi pekerti. Ia menyimpulkan tidak ada isme lain atau tidak ada sosialisme yang lebih baik selain dari sosialisme Islam, karena ideologi sosialisme apabila tidak didasarkan pada agama Islam maka hanya keselamatan dunia saja yang didapat. Sedangkan sosialisme yang dilandasi dengan agama Islam, maka yang diperoleh adalah keselamatan atau kebahagiaan dunia dan akhirat.
Keyword: Misbach, HOS Tjokroaminoto, Sosialisme Islam, Komunisme Islam
M. Taufik Murtadho - Personal Name
211000267 - M. Taufik Murtadho
SKRIPSI FA
Skripsi PFA
Indonesia
Universitas Paramadina
2018
Jakarta
LOADING LIST...
LOADING LIST...