Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Sejauh Mana Perbedaan Efektivitas Komunikasi Remaja Menyikapi Konflik Dengan Ayah Bekerja Formal-Ibu Bekerja Formal (kelompokI), Ayah Bekerja Formal-Ibu Bekerja Non Formal (Kelompok II), Ayah Bekerja Non Formal-Ibu Bekerja Formal (Kelompok III) dan Ayah Bekerja Non Formal-Ibu Bekerja Non Formal (Kelompok IV). Metode penelitian menggunakan kuantiatif, dengan hipotesis komparatif melalui alat ukur uji one way anova, dengan sampel sebanyak 280 orang siswa SMPN 48 Jakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa, pada dimensi penghindaran terlihat ada perbedaan pada kelompok IV sedngkan kelompok lainnya tidak ada beda pada dimensi penghindaraan. Terhadap dimensi minimasi terlihat ada perbedaan pada Kelompok II dan Kelompok IV, terhadap dimensi Pemaksaan terlihat pada kelompok I dan II merupakan kedua kelompok responden yang memiliki perbedaan sedangkan kelompok lainnya tidak ada beda, untuk dimensi menyalahkan terlihat hanya kelompok I saja yang memiliki perbedaan sedangkan kelompok lainnya tidak ada beda, terhadap dimensi peredam sebagai dimensi terahir terlihat tidak ada satupun kelompok yang memiliki perbedaan. Kesimpulan dapat disimpulkan bahwa management konflik dengan dimensi minimasi dapat dikatakan efektif karena komunikasi lebih dominanasi oleh ibu, yang artinya kuantitas ibu yang bekerja non formal memiliki banyak waktu dalam membangun hubungan dengan anak, sehingga anak lebih cenderung untuk meminimasi adanya konflik atau timbulnya konflik dengan orang tua mereka. Dengan demikian kuantitas yang komunikasi yang dibangun ibu dapat memberikan jaminan anak dapat memperkecil sensitivitas anak untuk tidak cepat tersinggung sehingga anak lebih cenderung fapat memperdulikan perasaan orang lain.

Kata Kunci: Komunikasi dalam keluarga, Remaja, Konflik, Management Konflik
Daftar Pustaka: 21 Buku (2003-2012), 2 Jurnal, 3 Skripsi, 5 Online