Arus globalisasi dan modernisasi menjadikan mainan tradisional seperti gasing, kelereng, ketapel dan masih banyak lagi mainan tradisional yang menjadi semakin terkikis seperti terlupakan. Hal tersebut menjadi dampak negatif bagi pengembangan sosial anak tersebut. Teknologi memang mendekatkan yang jauh juga menjauhkan yang dekat. Sehingga akan berpengaruh pada punahnya mainan tradisional di Indonesia. Kurangnya pengenalan sebagai pelestarian mainan tradisional juga mempengaruhi ketidaktahuan anak-anak terhadap mainan tradisional. Pelestarian warisan budaya, baik yang bersifat material (benda) dan immaterial (tak benda) dilandaskan kepada instrumen-instrumen hukum internasional yang dikeluarkan oleh UNESCO Sekolah Dasar adalah pendidikan awal yang sangat penting untuk mengenalkan dasar ilmu pengetahuan dan nilai-nilai dasar dalam kehidupan sehari-hari. Anak usia dasar akan lebih mudah menerima pengetahuan baru dan dapat melekat kuat sebagai sebuah kebiasaan jika disampaikan dengan baik dan secara berulang. Melalui mainan tradisional, secara tidak langsung anak-anak belajar mengenai seni budaya. Hal tersebut merupakan bagian dari pelestarian budaya terutama pada mainan tradisional. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan mainan tradisional dengan mengumpulkan data dari literatur. Hasil penelitian dilanjutkan ke proses pengembangan mainan tradisional sesuai dengananalisis standar kurikulum Sekolah Dasar dan Standard Mainan Indoneia. Penelitian menghasilkan desain produk pengembangan desain mainan tradisional terdiri dari lima permainan tradisional dalam satu mainan. Beberapa jenis permainan dari beberapa daerah yang diadaptasi merupakan pengenalan karya seni budaya di Indonesia sebagai proses pelestarian budaya intangible.

Kata Kunci : Kurikulum 2013, Seni Budaya, Sekolah Dasar, Permainan Tradisional
Daftar pustaka: (24 Referensi) (2002 s.d 2017)