Abstrak

Allah membekali manusia akal dan pikiran, karena akal dan pikiran yang telah di milikinya manusia menjadi berbeda dengan seluruh mahluk yang ada di dunia. Manusia tidak pernah berhenti untuk selalu berfikir berkaitan perbuatan saat di lakukan olehnya, kepada dirinya atau selainnya. Perbuatan manusia merupakan permasalahan penting untuk di kaji. Perbuatan manusia kepada dirinya, kepada Allah Yang Maha Agung, atau kepada Allah dan manusia secara bersamaan.

Pertanyaannya, apakah yang ada di benak kita? Apakah manusia yang telah mempersiapkan segala sesuatunya, sebab-akibatnya, alat dan perangkat untuk bertindak dengan gambaran tertentu dengan konsepsi yang terperinci, lalu melakukan tindakan dengan keinginan, kehendak, dan pilihannya (Freewill)? Atau mungkin sebenarnya ia tidak pernah ikut merencanakan dan mempersiapkan segala sesuatunya? Tapi semua perbuatan terjadi begitu saja, banyak yang melakukan perbuatan tanpa adanya persiapan, dan semua terjadi dengan nyata meski terkadang tidak sesuai dengan apa yang di inginkan (Determinisme). Pertanyaan – pertanyaan tersebut memperlihatkan betapa pentingnya masalah takdir manusia untuk di bahas.

Murtadha Muthahhari memberikan pandangan yang cukup menarik, menjelaskan secara lengkap, mengupas tuntas bagaimana takdir yang ada pada manusia. Murtadha Muthahhari menekankan akan pentingnya potensi dasar manusia (intelektualitas/rasio dan intuisi) bersinergi dengan baik. Meski takdir adalah sebuah pembahasan yang umum dalam teologi Islam, beliau memaparkan konsep takdir ini secara rasional.

Murtaḍha Muṭhahhari adalah ulama besar yang peduli dengan permasalahan dunia Islam, pemahamannya yang mendalam tentang Islam, keluasan pengetahuannya tentang filsafat dan ilmu pengetahuan modern, beliau ingin mengadakan perbaikan untuk menyelamatkan “Iman dan Islam”.



Kata Kunci: Takdir, Freewill, Determinisme, Intelektualitas, Intuisi, Murtadha Muthahhari
Daftar Pustaka: 56 (1981-2014)