Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia selama 3 tahun belakangan ini memiliki dampak yang signifikan terhadap berkembangnya ruang usaha yang bernafaskan Islami. Ekonomi Islam saat ini bukan hanya sebatas dunia keuangan/ perbankan, tetapi sudah mulai merambah kepada pelayanan jasa yang Islami atau yang berlandaskan Syariah yang disebut juga dengan Halal lifestyle. Kehadiran wisata syariah seharusnya dapat meningkatkan kesadaran para pemilik industri kepariwisataan untuk lebih memperhatikan kebutuhan umat muslim dalam berwisata, seperti adanya fasilitas jasa penginapan (hotel) yang memenuhi kriteria syariah. Walaupun penduduk Negara Indonesia mayoritas adalah umat muslim, tetapi belum menjamin bahwa prosentase standar syariah yang diterapkan di tempat penginapan (hotel) akan besar jumlahnya. Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif No.2 tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Usaha Hotel Syariah. Metodologi yang dipakai dalam penelitian ini adalah studi eksploratif dengan face-to-face interview dan teknik scoring untuk meneliti sejauhmana penerapan dan persepsi penyelenggaran usaha hotel syariah. Persepsi dari Manajer Hotel Namira Yogyakarta dan Manajer Hotel ‘X’, adalah penerapan syariah dalam operasional kedua Hotel didasarkan atas niat Pemilik Hotel yang menginginkan mempunyai usaha jasa penginapan yang bernafaskan Syariah dengan terlebih dahulu menerapkan aturan Syariah yang paling mudah, walaupun keduanya baru dalam proses mengajukan sertifikasi Hotel Syariah, yaitu dengan melakukan seleksi calon tamu yang akan menginap, menyediakan tempat ibadah yang bersih dan disediakan perlengkapan sholat, serta hanya menyediakan makanan/minuman hala.

Kata Kunci : Perilaku konsumen muslim, Wisata Syariah, Hotel Syariah,