Skripsi ini membahas mengenai Kebijakan Militer Air Defense Identification Zone (ADIZ) Tiongkok di Kepulauan Senkaku Terhadap Respon Jepang (2013-2015). Untuk menjadikan penelitian ini lebih fokus dan terarah serta mendapatkan hasil yang valid maka dalam melakukan penelitian memakai paradigma Neorealis yang berupa Offensive Realis dan juga menggunakan beberapa Teori serta Konsep yang mendukung seperti Power Transition, Security Dilemma dan Balance of Power. Fenomena yang terjadi pasca Perang Dingin sistem dunia internasional di hadapkan munculnya negara dengan kekuatan baru. Yang menjadi ketertarikan dalam munculnya negara dengan kekuatan baru disini ialah Tiongkok. Tiongkok hadir sebagai negara dengan memiliki performa kekuatan militer. Sebagai indikatornya dapat dilihat dari military expenditures yang dikeluarkan serta modernisasi yang dilakukanya setiap tahunya. Puncaknya diwujudkan dalam bentuk kebijakan ADIZ yang didirikan oleh Tiongkok di Laut Tiongkok Timur yang termasuk dengan Kepulauan Senkaku. Sikap yang dilakukan Tiongkok sebagai bentuk Tiongkok sedang melakukan aksi Power Transitions untuk menjadikan negaranya unggul di sistem internasional. Kebijakan ADIZ Tiongkok ini kemudian menimbulkan situasi security dilemma terhadap Jepang. Yang kemudian membuat Jepang melakukan balance of power sebagai wujud untuk menghadapi sikap Tiongkok yang semakin agresif dalam kekuatan militernya. Pembuktiannya dengan Jepang mengeluarkan Buku Putih Pertahanan tahun 2015.

Kata Kunci: ADIZ, Tiongkok, Jepang