Latar Belakang: Gaya hidup erat kaitannya dengan kehidupan sosial seorang individu. Hal ini mempengaruhi karakter masyarakat dalam sebuah populasi tertentu. Metropolis bukan saja sebuah kota besar, tetapi juga bentuk baru dari masyarakat yang lebih besar, kompleks, dan memiliki peran kekuasaan yang lebih sentral. Melihat hal ini, iklan sebagai bagian dari media massa, melihat kesempatan untuk membentuk budaya pada konsumennya. Salah satunya adalah media televisi, dimana televisi bisa menyampaikan pesan atau ide iklan tersebut dengan lebih efektif yakni dengan kombinasi visual dan audio. Dalam iklan ini L.A Lights versi topeng ini dapat dilihat bagaimana kedua unsur tersebut membentuk pesan mengenai representasi dari gaya hidup konsumennya yang masuk menjadi gaya hidup metropolis.

Tujuan Penelitian: Untuk melihat representasi gaya hidup metropolis dan kesesuaian antara iklan dengan konsumen yang dituju oleh produk L.A Lights.

Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode analisis isi dengan kuesioner dan studi kepustakaan.

Hasil Penelitian: Elemen video terdapat di 67% frame, elemen audio terdapat di 63% frame, elemen citra diri terdapat di 100% frame, elemen prestise terdapat di 73% frame, elemen bercengkrama di tempat tertentu terdapat di 52% frame, elemen dunia virtual terdapat di 67% frame, elemen budaya instan terdapat di 44% frame, elemen krisis identitas terdapat di 96% frame, elemen hobi, profesi dan bisnis terdapat di 78% frame.

Kesimpulan: Elemen video dalam iklan LA Lights versi Topeng cukup besar, menunjukkan bahwa iklan L.A Lights mampu menarik perhatian audiens, serta visualisasi yang disajikan juga mampu menunjukan simbol-simbol gaya hidup metropolis. Elemen audio juga memperoleh hasil prosentase yang cukup besar, selain mendukung visual iklan hingga mampu memberi efek dramatis, elemen ini juga mampu menciptakan hubungan keterikatan atau hubungan antara produk dan target audiens. Elemen citra diri adalah unsur yang paling tinggi dalam iklan L.A Lights, menunjukkan bahwa keseluruhan frame dalam iklan ini membawa pesan mengenai citra diri sebagai gaya hidup metropolis yang menjadi ciri dari kehidupan kaum metropolis setiap harinya. Setelahnya ada elemen krisis identitas yang memperoleh hasil tinggi, yang menunjukkan bahwa menggambarkan kebingungan setiap pemeran iklan dalam memilih identitas yang sebenarnya. Sedangkan elemen hobi, profesi dan bisnis, prestise, dunia virtual, dan bercengkerama di tempat tertentu memperoleh hasil yang cukup besar daripada elemen budaya instan, menunjukkan bahwa budaya instan dalam iklan ini tidak menjadi ciri utama dari kehidupan kaum metropolis.