Peredaran narkotika setiap tahunnya mengalami peningkatan bukan penurunan, ini diakibatkan karena kejahatan ini merupakan kejahatan yang berkembang lebih cepat dibandingkan dengan kejahatan atau pelanggaran kasus lainnya. Residivis adalah seseorang yang telah dijatuhi hukuman perihal suatu kejahatan dan setelah selesai menjalani hukuman melakukan kejahatan lagi. Muncul pertanyaan apakah seorang residivis memiliki keinginan untuk bisa berhenti melakukan perilaku mengedarkan narkotika atau tidak ketika keluar dari penjara. Untuk menjawab pertanyaan tersebut peneliti menggunakan theory of planned behavior karena teori ini telah dipakai sejak 20 tahun yang lalu untuk meneliti berbagai macam bentuk perilaku, dimana pada teori ini disebutkan bahwa muncul atau tidaknya suatu perilaku didahului oleh yang namanya niat atau intensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat dinamika determinan intensi perilaku berhenti mengedarkan narkotika pada residivis narkotika berdasarkan theory of planned behavior. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur. Peneliti mencari sampel penelitian dengan teknik non-random sampling. Penelitian ini menggunakan satu subjek yaitu seorang residivis narkotika yang sudah tiga kali masuk penjara dan satu informan yaitu kekasih subjek. Intensi memiliki tiga determinan yaitu attitude toward behavior, subjective norm dan perceived behavior control. Subjek memiliki sikap yang positif terhadap perilaku berhenti mengedarkan narkotika, lingkungan subjek mendukung subjek untuk berhenti mengedarkan narkotika dan subjek memiliki keyakinan untuk dapat berhenti mengedarkan narkotika.

Kata kunci : Residivis, berhenti mengedarkan narkotika, Theory of planned behavior
Daftar Pustaka: (33). (1964-2014)