Sejarah dunia internasional yang banyak diwarnai oleh konflik bersenjata telah membuat isu pertahanan-keamanan menjadi salah satu hal yang dianggap crucial bagi negara. Untuk tetap bisa survive, setiap negara harus mampu untuk mempersiapkan sistem pertahanan dan keamanan negaranya dengan semaksimal mungkin. Gambaran situasi tersebut dihadapi oleh setiap bangsa termasuk Indonesia dan Singapura sebagai negara bertetangga. Dalam hal ini, kedua belah pihak negara merasa perlu untuk menjalin hubungan yang saling membantu dalam sebuah kerangka kerjasama pertahanan dan keamanan yang kemudian diatur dalam Defence Cooperation Agreement atau DCA. Namun dalam perkembangannya, hingga saat ini Perjanjian DCA masih belum mencapai tahap ratifikasi dikarenakan berbagai hal yang masih dipertimbangkan Indonesia dan Singapura mengenai untung-rugi perjanjian dan dampak yang akan ditimbulkannya. Dengan menilik dari sudut pandang Indonesia dan didukung dengan pendekatan teori Neorealis, skripsi ini kemudian akan menganalisa tentang faktor-faktor pemicu kegagalan DCA dan apa saja kepentingan Indonesia akan ratifikasi perjanjian tersebut sepanjang tahun 2007 hingga 2011. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa studi literatur yang berasal dari buku, jurnal ilmiah, artikel, dan surat kabar. Dengan demikian diharapkan pembaca akan dapat memahami bagaimana usaha-usaha diplomasi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan Singapura dalam rangka memperjuangkan tujuan nasionalnya di bidang pertahanan dan keamanan.

Kata Kunci : DCA, militer, ratifikasi
Daftar Pustaka : 21 buku, 11 Dokumen, 7 Jurnal, 67 situs internet (1952-2012)