Dewasa madya dianggap sebagai periode perkembangan usia yang dimulai dari usia 45-65 tahun. Pada periode ini terdapat perubahan terhadap hubungan sosial dimana dewasa madya khususnya wanita menyadari bahwa sebuah kegiatan sosial dapat menghilangkan rasa kesepian karena anak-anak yang beranjak dewasa dan memilih untuk melanjutkan studi di tempat lain. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, ibu dewasa madya menggunakan Twitter sebagai media bersosialisasi. Keberadaan ibu dewasa madya dalam ranah Twitter merupakan hal yang tidak diinginkan oleh remaja. Atribusi sosial adalah proses untuk memahami penyebab seseorang berperilaku. Kecenderungan memberikan atribusi disebabkan oleh kecenderungan manusia untuk menjelaskan segala sesuatu (sifat ilmuwan pada manusia), termasuk apa yang ada di balik perilaku orang lain . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran atribusi sosial anak remaja terhadap orang tua yang menggunakan jejaring sosial Twitter sebagai media untuk bersosialisasi. Adapun pertanyaan utama yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran atribusi sosial remaja tentang penggunaan jejaring sosial Twitter sebagai media untuk bersosialisasi pada wanita dewasa madya?” Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe studi kasus. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara. Subyek dan informan dalam penelitian ini berjumlah masing-masing tiga orang . Metode pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan non probability sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa remaja memberikan atribusi internal terhadap perilaku ibu dewasa madya yang menggunakan Twitter sebagai media bersosialisasi. Hal tersebut terjadi karena salah satu tugas perkembangan remaja adalah mulainya memiliki pandangan ideal yang sesuai dengan standar diri seorang remaja.



Kata kunci : atribusi sosial, remaja, dewasa madya, Twitter, sosialisasi
Daftar Pustaka : 36, 1994-2012