Budaya adalah sebuah kajian yang merepresentasikan nilai-nilai dan ditujukan pada masyarakat awam. Masyarakat lebih mudah mengapresiasi bentuk suatu peradaban melalui penyebaran budaya. Kemajuan infrastruktur pendukung mendorong perkembangan budaya. Hal tersebut kemudian dinilai pemerintah Jepang sebagai peluang untuk menentukan kecenderungan yang ada di masyarakat. Semua berawal dari pandangan bahwa jika memiliki pemikiran yang sama maka akan mudah untuk membangun suatu mitra strategis dengan negara lain. Pencitraan negatif yang terlanjur tercipta bagi Jepang sebagai imperialis dan “economic animal” pada dan setelah masa Perang Dunia telah menorehkan luka bagi bangsa Asia yang terutama menjadi korban aneksasi Jepang. Melihat kecenderungan negatif yang terbentuk, Pemerintah Jepang mencari cara untuk memulihkan citra yang terbentuk. Melalui budaya, bangsa Jepang digambarkan sebagai bangsa yang cinta damai dan merupakan golongan pejuang. Isu budaya yang diangkat memang tidak menebarkan ancaman secara nyata, namun hal inilah yang diinginkan pelaku diplomasi budaya bagaimana mereka melakukan pemulihan citra secara lebih elegan namun tercapai tujuannya. Metode dalam penulisan ini adalah deskriptif analitis, yang digunakan untuk menjabarkan dan mengkaji strategi dan implementasi diplomasi budaya Jepang dalam pemulihan citra Jepang di Asia masa kepemimpinan Junichiro Koizumi (2001-2006). Dengan melakukan aktifitas budaya keluar, Jepang dapat lebih dilihat sebagai sebuah bangsa dan negara terdepan dalam bidang diplomasi budaya.

Kata Kunci : Diplomasi budaya
Daftar Pustaka : (26 buku, 2 jurnal, 2 surat kabar, 42 internet) (1967-2008)