Asuransi syariah telah beroperasi di Indonesia selama 17 tahun sejak berdirinya PT. Syarikat Takaful Indonesia tahun 1994. Adanya fatwa tentang ketidaksesuaian asuransi konvensional terhadap prinsip-prinsip syariah dan dukungan positif pemerintah melalui peraturan No. 39/2008 maupun Peraturan Menteri Keuangan No. 18/PMK.010/2010 yang memperk enankan“Dual Insurance System” di perusahaan telah mendorong perkembangan Bisnis Usaha Syariah (BUS) maupun Unit Usaha Syariah (UUS). Namun demikian, upaya pengembangan asuransi syariah tidak cukup hanya berlandaskan aspek legal dan perundang-undangan saja. Asuransi syariah belum dikenal secara baik oleh konsumen muslim Indonesia. Pada tahun 2010, total asetasuransi secara nasional adalah Rp. 405,3 trilliun dengan premi bruto Rp. 125,1 trilliun. Sayangnya, aset asuransi syariah hanya Rp. 3,5 triliun (market share0,8%)dengan premi bruto Rp. 2,8 triliun (market share 2,2%). Konsumen merupakan salah satu komponen penting ekonomi. Pengembangan asuransi syariah juga harus berorientasi pada konsumen. Pengetahuan konsumen terhadap produk akan menjadikan produk tersebut sebagai preferensi pemilihan konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan konsumen muslim tentang asuransi dan pengaruhnya pada sikap terhadap asuransi konvensional dan preferensi pemilihan asuransi syariah. Lingkup penelitian adalah konsumen muslim di DKI Jakarta yang dianggap mewakili populasi konsumen muslim di Indonesia ditinjau dari aspek multi agama dan multi etnis. Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa pengetahuan tentang asuransi syariah berpengaruh pada sikap konsumen terhadap asuransi konvensional dan preferensi pemilihan asuransi syariah. Tetapi, sikap tersebut tidak konsisten dengan perilaku konsumen dalam memilih asuransi syariah.

Kata Kunci: Asuransi Syariah, Premi Bruto, Prinsip-prinsip Syariah