Belajar Tiada Henti
“Belajarlah sebanyak-banyaknya. Get all the education you can! Sesudah itu, lakukanlah sesuatu. Bagi bangsa Indonesia!” (Cacuk Sudarijanto)
Bagi Cacuk, hidup adalah proses belajar yang tidak pernah berhenti. Buku ini berkisah tentang berbagai hal yang telah Beliau pelajari dari orang-orang dan lingkungan selama hidupnya.
Cacuk memulai karirnya di USI-IBM kemudian bergabung di Indosat sebelum akhirnya memimpin di PT. Telkom. Setelah berhenti dari PT. Telkom Cacuk dipercaya untuk menjabat sebagai direktur pelaksana Indonesia Emas, memimpn Bank Mega, menjadi dirjen UKM, dan menjadi kepala BPPN merangkap sebagai menteri muda urusan restrukturisasi perekonomian nasional.
Bagi Cacuk, yang paling berkesan adalah ketika ia menjabat sebagai direksi di PT. Telkom. Mantan petinggi dari perusahaan telekomunikasi, dahulu dikenal dengan nama Perumtel, ini memulai awal karirnya sebagai direktur utama di PT Telkom. Tidak seperti sekarang, saat itu para karyawannya tidak mempunyai kebangaan institusional pada diri mereka. Dengan 40 ribu karyawan dan jumlah sarjana hanya 2% membuat perusahaan itu dalam kondisi yang sangat memprihatinkan, tidak saja citranya yang kumuh dalam artian fisik tetapi juga mental.
Cacuk melakukan banyak perubahan di perusahan besar yang sedang tertidur itu. Terobosan Cacuk membuahkan hasil. Perumtel bangkit dengan wajah baru, berubah bentuk menjadi PT. Dengan menjadi PT, Telkom menjadi badan usaha yang modern, profesional, dan customer driven. Sayang, tahun 1992 Cacuk diberhentikan dari PT. Telkom.
“Kegalauan yang paling menonjol dalam diri saya adalah pergumulan batin untuk
mencoba menemukan apa salah saya dan di mana letak kesalahan saya, sehingga
saya diberhentikan dari PT Telkom.”
Banyak yang telah dilakukan Cacuk selama menjadi pimpinan di PT. Telkom. Setelah berhenti dari PT. Telkom Cacuk masih sering diminta sebagai pembicara untuk menceritakan kiat suksesnya memimpin perusahaan milik pemerintah itu.
Apa yang bisa dipelajari dari buku ini? Semangat, kejujuran, dedikasi dan loyalitas. Cacuk meyakini bahwa ilmu dan pengetahuan yang diperolehnya harus dikembalikan untuk membangun negeri ini. Seperti lagu kesukaan Beliau, Bagimu Negeri. Lagu ini kemudian sempat menjadi lagu wajib di PT. Telkom yang diperdengarkan pada saat-saat tertentu, seperti pagi dan sore hari.
Bagi Cacuk, hidup adalah proses belajar yang tidak pernah berhenti. Buku ini berkisah tentang berbagai hal yang telah Beliau pelajari dari orang-orang dan lingkungan selama hidupnya.
Cacuk memulai karirnya di USI-IBM kemudian bergabung di Indosat sebelum akhirnya memimpin di PT. Telkom. Setelah berhenti dari PT. Telkom Cacuk dipercaya untuk menjabat sebagai direktur pelaksana Indonesia Emas, memimpn Bank Mega, menjadi dirjen UKM, dan menjadi kepala BPPN merangkap sebagai menteri muda urusan restrukturisasi perekonomian nasional.
Bagi Cacuk, yang paling berkesan adalah ketika ia menjabat sebagai direksi di PT. Telkom. Mantan petinggi dari perusahaan telekomunikasi, dahulu dikenal dengan nama Perumtel, ini memulai awal karirnya sebagai direktur utama di PT Telkom. Tidak seperti sekarang, saat itu para karyawannya tidak mempunyai kebangaan institusional pada diri mereka. Dengan 40 ribu karyawan dan jumlah sarjana hanya 2% membuat perusahaan itu dalam kondisi yang sangat memprihatinkan, tidak saja citranya yang kumuh dalam artian fisik tetapi juga mental.
Cacuk melakukan banyak perubahan di perusahan besar yang sedang tertidur itu. Terobosan Cacuk membuahkan hasil. Perumtel bangkit dengan wajah baru, berubah bentuk menjadi PT. Dengan menjadi PT, Telkom menjadi badan usaha yang modern, profesional, dan customer driven. Sayang, tahun 1992 Cacuk diberhentikan dari PT. Telkom.
“Kegalauan yang paling menonjol dalam diri saya adalah pergumulan batin untuk
mencoba menemukan apa salah saya dan di mana letak kesalahan saya, sehingga
saya diberhentikan dari PT Telkom.”
Banyak yang telah dilakukan Cacuk selama menjadi pimpinan di PT. Telkom. Setelah berhenti dari PT. Telkom Cacuk masih sering diminta sebagai pembicara untuk menceritakan kiat suksesnya memimpin perusahaan milik pemerintah itu.
Apa yang bisa dipelajari dari buku ini? Semangat, kejujuran, dedikasi dan loyalitas. Cacuk meyakini bahwa ilmu dan pengetahuan yang diperolehnya harus dikembalikan untuk membangun negeri ini. Seperti lagu kesukaan Beliau, Bagimu Negeri. Lagu ini kemudian sempat menjadi lagu wajib di PT. Telkom yang diperdengarkan pada saat-saat tertentu, seperti pagi dan sore hari.
923.3 SUD b
979-98724-0-5
923.3
Printed Book
Indonesia
Pustaka Keluarga
2004
Jakarta
xvi + 255 hlm
LOADING LIST...
LOADING LIST...