Sikap Migrant Care Terhadap Problematika Buruh Migran Indonesia
Narasi panjang problematika buruh migran Indonesia selalu mengisahkan duka nestapa yang tidak berkesudahan. Masalah demi masalah senantiasa menjerat buruh migran Indonesia, terutama buruh migran perempaun, yang sering dikondisikan dalam posisi lemah dan bersalah secara sistematis. Sejak dari hulu sampai hilir, jalur yang dilewati buruh migran Indonesia, penuh dengan jeratan masalah. Pemerintah yang semestinya melindungi mereka, justru sering terjebak dalam skema pemikiran untung rugi dalam melindungi warga negaranya. Besarnya pasokan devisa yang dihasilkan buruh migran lebih menggiurkan daripada upaya melindungi dan mensejahterakan buruh migran dan keluarganya, seraya mengerdilkan setiap persoalan dalam hitungan angka.
Migrant CARE, yang selama ini concern pada upaya perlindungan dan advokasi buruh migran, antara tahun 2004 sampai dengan tahun 2009 secara aktif mengawal proses migrasi tenaga kerja Indonesia ke luar negeri. Banyak pengalaman dan peristiwa yang telah Migrant CARE alami dan harus dihadapi dengan mengambil sikap melindungi buruh migran dan keluarganya, hingga akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan bahwa negara, dalam hal ini pemerintah, telah mengabaikan berbagai pelanggaran HAM yang menimpa buruh migran Indonesia selama ini. Negara Indonesia, yang tercatat sebagai anggota dewan HAM PBB ternyata belum mampu mewujudkan penegakan HAM bagi buruh migrannya sendiri. Dokumentasi sikap-sikap Migrant CARE ini setidaknya akan menjadi penanda sejarah bagaimana nasib buruh migran Indonesia selama ini.
Dalam buku ini terdapat 16 (enam belas) sikap Migrant CARE terhadap berbagai kasus yang menimpa buruh migran Indonesia. Sikap-sikap Migrant CARE antara lain terhadap penaniayaan keji yang menimpa Nirmala Bonat, Ceriyati, 4 PRT migran di Saudi Arabia, deportasi masal terhadap buruh migran Indonesia tdiak berdokumen, kekerasan terhadap buruh migran Indonesia, eskalasi kematian buruh migran Indonesia di luar negeri, kasus ancaman hukuman mati, regulasi untuk buruh migran di level lokal, nasional, regional dan internasional. Sikap-sikap yang ditunjukkan oleh Migrant CARE berlanjut pada kasus trafficking, kasus buruh migran yang hilang, kinerja pemerintah, peringatan hari kemerdekaan RI 17 Agustus, peringatan hari buruh sedunia (May Day) dan hari buruh migran sedunia, peringatan hari Kartini, penyelenggaraan Pemilu di luar negeri, dan terakhir adalah berisi catatan awal dan akhir tahun Migrant CARE.
Buku ini sangat menarik untuk dibaca. Sebagai sebuah buku dokumentasi, masing-masing kasus diceritakan secara kronologis, sehingga pembaca seakan-akan diajak untuk mengikuti sebuah alur cerita, meskipun tidak seperti sinetron yang ada di layar kaca. Setiap kasus yang menimpa buruh migran, di mana semuanya mendapat pendampingan dari Migrant Care, dideskripsikan dengan baik. Dalam setiap kasus, Migrant CARE memberikan sikapnya, terutama yang berkaitan dengan vonis terhadap tindak kekerasan.
Migrant CARE, yang selama ini concern pada upaya perlindungan dan advokasi buruh migran, antara tahun 2004 sampai dengan tahun 2009 secara aktif mengawal proses migrasi tenaga kerja Indonesia ke luar negeri. Banyak pengalaman dan peristiwa yang telah Migrant CARE alami dan harus dihadapi dengan mengambil sikap melindungi buruh migran dan keluarganya, hingga akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan bahwa negara, dalam hal ini pemerintah, telah mengabaikan berbagai pelanggaran HAM yang menimpa buruh migran Indonesia selama ini. Negara Indonesia, yang tercatat sebagai anggota dewan HAM PBB ternyata belum mampu mewujudkan penegakan HAM bagi buruh migrannya sendiri. Dokumentasi sikap-sikap Migrant CARE ini setidaknya akan menjadi penanda sejarah bagaimana nasib buruh migran Indonesia selama ini.
Dalam buku ini terdapat 16 (enam belas) sikap Migrant CARE terhadap berbagai kasus yang menimpa buruh migran Indonesia. Sikap-sikap Migrant CARE antara lain terhadap penaniayaan keji yang menimpa Nirmala Bonat, Ceriyati, 4 PRT migran di Saudi Arabia, deportasi masal terhadap buruh migran Indonesia tdiak berdokumen, kekerasan terhadap buruh migran Indonesia, eskalasi kematian buruh migran Indonesia di luar negeri, kasus ancaman hukuman mati, regulasi untuk buruh migran di level lokal, nasional, regional dan internasional. Sikap-sikap yang ditunjukkan oleh Migrant CARE berlanjut pada kasus trafficking, kasus buruh migran yang hilang, kinerja pemerintah, peringatan hari kemerdekaan RI 17 Agustus, peringatan hari buruh sedunia (May Day) dan hari buruh migran sedunia, peringatan hari Kartini, penyelenggaraan Pemilu di luar negeri, dan terakhir adalah berisi catatan awal dan akhir tahun Migrant CARE.
Buku ini sangat menarik untuk dibaca. Sebagai sebuah buku dokumentasi, masing-masing kasus diceritakan secara kronologis, sehingga pembaca seakan-akan diajak untuk mengikuti sebuah alur cerita, meskipun tidak seperti sinetron yang ada di layar kaca. Setiap kasus yang menimpa buruh migran, di mana semuanya mendapat pendampingan dari Migrant Care, dideskripsikan dengan baik. Dalam setiap kasus, Migrant CARE memberikan sikapnya, terutama yang berkaitan dengan vonis terhadap tindak kekerasan.
Migrant Care - Personal Name
331.41 MIG s
978-979-19103-1-6
331.41
Printed Book
Indonesia
Migrant Care dan CORDAID
2009
Jakarta
vii + 261 hlm
LOADING LIST...
LOADING LIST...