Dialog Dengan Kekuasaan: Esei tentang Agama, Negara, dan Rakyat
Kekuasaan senantiasa mengandung konotasi ada pihak yang berkuasa dan ada pihak yang dikuasai atau tidak berdaya. Sumber kekuasaan bisa jadi berasal dari penguasaan ilmu pengetahuan, informasi, uang, fisik; atau bisa bersumber dan ditunjang dengan sekedar atribut kekuasaan dan atau jabatan yang kemudian digunakan untuk mengaktualisasikan keserbaberdayaan. Bagaimanakah sikap orang-orang yang tidak berdaya bila berhadapan dengan keserbaberdayaan?
Buku Dialog dengan Kekuasaan ini menunjukkan bagaimana sikap kita atau sekurang-kurangnya sikap khalayak -- di mana penulis buku ini menempatkan diri dan berpihak -- tatkala berhadapan dengan keserbaberdayaan. Tatkala menghadapi situasi ketidakberdayaan berusahalah Sekali membuka dialog dengan keserbaberdayaan. Inilah, tampaknya, budaya yang ingin ditegakkan oleh penulis melalui buku ini. Karena penulis buku ini percaya bahwa fitrah manusia pada dasarnya adalah baik dan hanif, dan peradaban mulia umat manusia hanya akan terbangun kalau dimulai dengan sikap berbaik sangka yang niscaya ada dalam dialog.
Buku Dialog dengan Kekuasaan ini menunjukkan bagaimana sikap kita atau sekurang-kurangnya sikap khalayak -- di mana penulis buku ini menempatkan diri dan berpihak -- tatkala berhadapan dengan keserbaberdayaan. Tatkala menghadapi situasi ketidakberdayaan berusahalah Sekali membuka dialog dengan keserbaberdayaan. Inilah, tampaknya, budaya yang ingin ditegakkan oleh penulis melalui buku ini. Karena penulis buku ini percaya bahwa fitrah manusia pada dasarnya adalah baik dan hanif, dan peradaban mulia umat manusia hanya akan terbangun kalau dimulai dengan sikap berbaik sangka yang niscaya ada dalam dialog.
Wirosardjono, Soetjipto - Personal Name
959.803 WIR g
979-433-079-9
959.803
Printed Book
Indonesia
Mizan
1995
Bandung
ix + 311 hlm
LOADING LIST...
LOADING LIST...