Analisis Semiotika Pemberitaan Tragedi Kanjuruhan di Media Massa Terhadap Citra Aremania
Media massa merupakan sarana penyampaian komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses masyarakat secara luas, informasi yang paling sering ditemukan adalah berita. Berita menjadi sesuatu yang dianggap penting oleh masyarakat, mengingat berita diperoleh dari hasil kegiatan jurnalistik sehingga berita memiliki pengaruh terhadap pembentukan opini publik. Tragedi Kanjuruhan telah menjadi perhatian berbagai pihak karena telah memakan korban jiwa sebanyak 135 orang. Pasca Tragedi Kanjuruhan terdapat berbagai pemberitaan di media massa yang menjadi kontroversi karena menyudutkan Aremania sebagai akar masalah dari tragedi tersebut, terlihat ada upaya untuk mengkambinghitamkan Aremania. Di pemberitaan tersebut terdapat berbagai sisipan makna yang ditunjukkan yang berkaitan terhadap citra Aremania. Diperlukannya analisa metode semiotika untuk mengklasifikasi tanda menurut maknanya. Metode Penelitian yang digunakan adalah analisis semiotika dengan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes dengan tiga tingkatan turunannya, yaitu denotatif, konotatif, dan mitos. Data dikumpulkan dengan cara studi pustaka, observasi dan dokumentasi. Unit Analisis 7 Pemberitaan Tragedi Kanjuruhan di media massa yang menjadi kontroversi. Hasil Penelitian menunjukkan makna denotasi berupa situasi saat terjadinya Tragedi Kanjuruhan, proses hukum dan investigasi kepada pihak yang terlibat dalam Tragedi Kanjuruhan. Lalu makna konotasi yang terkandung seperti, pemain Arema FC dan Aremania meiliki kedekatan emosional, gambaran dari beberapa lontaran gas air mata yang ditembakkan aparat ke arah tribun stadion dan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) harus bertanggung jawab secara hukum dan secara moral. Sedangkan makna mitos yang didapatkan, dalam Tragedi Kanjuruhan pihak kepolisian dan semua stakeholder mengindar dari tanggung jawab, dualisme telah terjadi di kubu Aremania, dan sistem kapitalisme dalam sepak bola yang dilakukan Iwan Budianto. Kesimpulan mendeskripsikan Tragedi Kanjuruhan terjadi karena penyelenggara liga sepak bola nasional yang tidak professional, tidak memahami tugas dan peran masing-masing, serta saling lempar tanggung jawab pada pihak lain. Pemberitaan olahraga di media yang sering menampilkan konflik supporter sepakbola berakibat pada buruknya citra supporter terutama pada Aremania.
Kata Kunci: Aremania, Tragedi Kanjuruhan, Semiotika Barthes
Daftar Pustaka: 38 Buku (1977-2022), 16 Jurnal (2015-2022), 43 Media Online (2014 - 2023)
Kata Kunci: Aremania, Tragedi Kanjuruhan, Semiotika Barthes
Daftar Pustaka: 38 Buku (1977-2022), 16 Jurnal (2015-2022), 43 Media Online (2014 - 2023)
Muhammad Hanafiah - Personal Name
120206060 - Muhammad Hanafiah
Skripsi IK
Indonesia
Universitas Paramadina
2023
Jakarta
LOADING LIST...
LOADING LIST...