Hubungan antara Forgiveness dengan Psychological Well-Being pada Dewasa Awal Penyintas Toxic Relationship dalam berpacaran
Dewasa awal merupakan tahapan peralihan dari remaja menuju dewasa dan salah satu tugasnya ialah membangun hubungan yang baik dengan pasangan, utamanya hubungan pacaran namun beberapa fenomena yang terjadi bukanlah hubungan baik melainkan toxic relationship atau hubungan yang beracun baik dilakukan secara verbal maupun nonverbal. Penelitian sebelumnya ditemukan bahwa individu yang memiliki forgiveness terhadap pelaku akan atau memiliki motivasi menghindar, membalas dendam dan membangun hubungan yang baik dengan orang lain maka, tekanan psikologisnya akan berkurang, sehingga menimbulkan psychological well-being. Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat hubungan antara forgiveness dengan psychological well – being pada dewasa awal penyintas toxic relationship dalam berpacaran. Total 143 orang telah berpartisipasi dalam penelitian ini dan sudah mengisi kuesioner yang dilakukan secara online menggunakan google formulir untuk mengukur forgiveness dan psychological well-being. Penelitian ini menggunakan analisis korelasional untuk melihat hubungan antara forgiveness dan psychological well-being. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini menunjukan jika forgiveness dan psychological well-being berhubungan secara positif (P = 0.000 < 0.05 dan nilai r = 0.330 > r tabel = 0.176). Oleh karena itu, dapat disimpulkan jika semakin tinggi forgiveness, maka semakin tinggi psychological well-being pada dewasa awal penyintas toxic relationship dalam berpacaran.
Kata Kunci: Forgiveness, Psychological Well-Being, Dewasa Awal, Penyintas Toxic relationship
Kata Kunci: Forgiveness, Psychological Well-Being, Dewasa Awal, Penyintas Toxic relationship
Rafika Rihadatul’Aisy - Personal Name
119107062 - Rafika Rihadatul’Aisy
Skripsi PSI
Indonesia
Universitas Paramadina
2023
Jakarta
LOADING LIST...
LOADING LIST...