Gambaran Subjective Well-Being Seorang Ibu Yang Merawat Anaknya Dewasa Awal Pasca Operasi Craniotomy
Subjective well-being merupakan hal yang penting dalam hidup seseorang. Seseorang melakukan berbagai cara agar dapat merasakan kesejahteraan dalam hidupnya. Subjective well-being ialah penilaian kehidupan yang merangkumi pleasant affect, infrequent affect, life satisfaction (LS) yang bercirikan emosi (afektif), memori (kognitif), pengalaman dan penilaian terhadap kehidupan yang mereka lalui. Aspek subjective well-being yakni afek positif, afek negatif dan kepuasan hidup. Seseorang dengan tingkat kesejahteraan subjektif yang tinggi akan mengalami lebih banyak afek positif. Seorang ibu memiliki tugas dan peran salah satunya adalah merawat. Usia dewasa madya (middle adulthood) adalah periode perkembangan yang dimulai pada usia kurang lebih 40 tahun hingga 65 tahun. Dewasa madya harus memiliki harapan, kemauan, tujuan, kompetensi, kesetiaan, dan cinta untuk merawat orang-orang yang mereka sayangi. Dewasa awal yaitu antara usia 20 tahun sampai 30 tahun, individu tidak harus bergantung secara ekonomis, sosiologis maupun fisiologis pada orang tuanya. Craniotomy dinamakan sesuai dengan area tempurung kepala (cranium) yang dibuka, dapat dilakukan secara intratentorial maupun supratentorial, atau kombinasi dari keduanya. Tindakan ini dilakukan sebagai terapi pada tumor otak, hematoma, aneurisma, maupun infeksi otak. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat dan memahami gambaran tentang subjective well-being seorang ibu yang merawat anaknya dewasa awal pasca efektivitas operasi craniotomy. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan model studi kasus instrinsik melalui wawancara dan observasi. Subjek dalam penelitian ini adalah seorang ibu berusia 58 tahun yang merawat anaknya dewasa awal pasca operasi craniotomy. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran subjek merasa cukup pada pekerjaannya, mampu membagi waktu luang, mampu menjaga kesehatannya, kenyamanan hidup dirasakan saat dahulu subjek tidak memiliki banyak tuntutan, afek positif yang dirasakan adalah bahagia, senang, tenang, lega, fokus dan waspada. Afek negatif yaitu kesal, marah, lelah dan lemas. Saat ini subjek dominan memiliki afek positif dalam dirinya karena perkembangan anaknya yang sudah jauh lebih baik.
Kata Kunci : Subjective well-being, Ibu, Dewasa madya, Dewasa awal, Craniotomy
Kata Kunci : Subjective well-being, Ibu, Dewasa madya, Dewasa awal, Craniotomy
Tita Suci Rahayu - Personal Name
119207020 - Tita Suci Rahayu
Skripsi PSI
Indonesia
Universitas Paramadina
2022
Jakarta
LOADING LIST...
LOADING LIST...