Upaya Italia Menyikapi Tiongkok dalam Industri Fashion Melalui Program National Branding "Made in Italy for Tiongkok" (2009-2014)
Aktivitas perdagangan internasional sudah menembus batas-batas teritori negara yang melibatkan banyak aktor didalamnya, globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal barang dan jasa. Globalisasi perekonomian bisa dilihat dari potensi yang dimiliki oleh negaranya seperti produk unggulan yang akan diangkat menjadi suatu ciri khas agar dengan mudah masuk pada masyarakat internasional. Industri fashion merupakan salah satu sektor yang diangkat oleh Italia untuk mengembangkan perusahan kecil atau perusahan besar yang bergerak dibidang fashion dalam perdagangan internasional, karena dapat menentukan kualitas produk pada design dan nilai jual yang dipasaran. Namun, disisi lain ada kerugian pada perdagangan internasional yaitu dalam hal pembajakan dan pemalsuan suatu produk serta penyelundupan produk tanpa pajak, adanya kuota impor dan ekspor yang tidak imbang, sehingga berpengaruh pada pasar yang kemudian akan menimbulkan dominan pada perdagangan. Italia merupakan salah satu negara yang turut menyumbang dalam perkembangan dunia fashion, dalam perjalanannya Italia selalu menjadi kiblat para pelaku mode di dunia, terdapat tiga Kota Mode yaitu Florance, Milan dan Roma yang memiliki pengaruh dalam sektor industri fashion. Italia sendiri terkenal dengan keunggulan desain yang mengandalkan faktor dari warisan budaya dengan mempertahankan tradisi design yang masih tradisional. Permasalahan yang sedang terjadi adalah Italia tidak bisa hanya mengandalkan warisan budaya saja, tapi Italia juga harus bisa mempatenkan produknya dengan identitas wilayah (cluster system) didalam negaranya dan perlu untuk mendirikan pabrik-pabrik di negara asal dengan label “Made in Italy” sebagai proses produksi di negara asal. Negara yang menjadi saingan dalam industri fashion Italia adalah Tiongkok, karena Tiongkok mampu memajukan industri fashion dengan cara yang sederhana yaitu tidak terlalu memikirkan konsep pada design, tapi lebih mengangkat pada nilai jual yang mudah diraih oleh masyarakat internasional. Selain itu juga, Tiongkok membuka investasi pada perusahan yang menempatkan proses produksinya dibidang fashion dengan label “Made in China”.
Metode dalam penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif. Metodologi yang dipakai dalam penelitian ini terdapat tiga tahap utama, yaitu (1) Pengumpulan Data (Data Collective); (2) Pengolahan data (Data Analysis); dan (3) Laporan Penelitian (Report Writing). Meteode ini akan menjawab permasalahan yang dialami oleh Italia.
Upaya yang akan diluncurkan oleh Italia adalah dengan pendekatan kerjasama antara pemerintah dan para pelaku fashion di Tiongkok dengan misi “Made in Italy for Tiongkok”. Hasil dari penelitian ini terjalinnya hubungan bilateral antara Italia dan Tiongkok, dan juga Italia berhasil mendaftarkan merek dagangnya ke Tiongkok agar terlindungi di negara tersebut.Kesimpulannya adalah Italia dan Tiongkok memiliki keunikan dalam produksi sebuah produk fashion dengan cara yang berbeda namun mampu bersaing di ranah global. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan teori Neo-Liberal dan diplomasi kebudayaan dengan metode penelitian pendekatan kualitatif.
Kata kunci : Industri Fashion Italia, Made in Italy, Made in Italy for Tiongkok, Industri Fashion Tiongkok, Made in China
Daftar Pustaka : 42 Buku, 8 Jurnal, 2 Dokumen, 2 Artikel, 30 website.
Metode dalam penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif. Metodologi yang dipakai dalam penelitian ini terdapat tiga tahap utama, yaitu (1) Pengumpulan Data (Data Collective); (2) Pengolahan data (Data Analysis); dan (3) Laporan Penelitian (Report Writing). Meteode ini akan menjawab permasalahan yang dialami oleh Italia.
Upaya yang akan diluncurkan oleh Italia adalah dengan pendekatan kerjasama antara pemerintah dan para pelaku fashion di Tiongkok dengan misi “Made in Italy for Tiongkok”. Hasil dari penelitian ini terjalinnya hubungan bilateral antara Italia dan Tiongkok, dan juga Italia berhasil mendaftarkan merek dagangnya ke Tiongkok agar terlindungi di negara tersebut.Kesimpulannya adalah Italia dan Tiongkok memiliki keunikan dalam produksi sebuah produk fashion dengan cara yang berbeda namun mampu bersaing di ranah global. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan teori Neo-Liberal dan diplomasi kebudayaan dengan metode penelitian pendekatan kualitatif.
Kata kunci : Industri Fashion Italia, Made in Italy, Made in Italy for Tiongkok, Industri Fashion Tiongkok, Made in China
Daftar Pustaka : 42 Buku, 8 Jurnal, 2 Dokumen, 2 Artikel, 30 website.
Eka Patmawati - Personal Name
211000281 - Eka Patmawati
SKRIPSI HI
Skripsi HI
Indonesia
Universitas Paramadina
2016
Jakarta
LOADING LIST...
LOADING LIST...