Kerjasama Keamanan Association South East Asian Nations (ASEAN) terhadap Pengelolaan Jalur Perdagangan di Selat Malaka (2002-2014)
Selat Malaka sebagai jalur perdagangan tersibuk dunia masuk dalam wilayah teritorial kawasan ASEAN khususnya bagi Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand sebagai littoral states. Dengan kesibukan lalu lintas perdagangan yang dilalui oleh kapal-kapal perdagangan dan kapal tanker membuatnya sangat bernilai baik dari segi ekonomi, politik dan keamanan. Disisi lain, perhatian dunia tidak luput dari Selat Malaka mengingat kekhawatiran terhadap ancaman perompakan dan terorisme yang cenderung naik diantara tahun 1995-2005. Dan membuat perubahan fundamental terhadap konsep keamanan dunia tidak terkecuali ASEAN. Perubahan ini dapat dilihat dengan pemberlakuan maritime security and safety oleh PBB pada tahun 2002 akibat peristiwa serangan terorisme pada tahun 2001. Di dalam tubuh internal ASEAN misalnya mulai memberlakukan kerjasama keamanan yang bersifat multilateral karena dinilai pada awalnya ASEAN hanya menerapkan kerjasama keamanan dalam bentuk bilateral. Inisiatif kerjasama multilateral tersebut tertuang dalam konsep cooperative security dengan pendekatan ASEAN Way melalui kerjasama keamanan patroli terkoordinasi oleh littoral states. Sebagaimana patroli terkoordinasi yang melibatkan anggota negara-negara ASEAN, ASEAN sendiri juga menerapkan kerjasama multilateral extra regional partner di luar kawasan. Inisiatif Asean ini didasari oleh intensitas ancaman keamanan baik karena perubahan konsep keamanan maupun intensitas dari besarnya kepentingan negara-negara pengguna selat. Oleh karena itu, ASEAN sebagai organisasi regional dituntut untuk mengelola stabilitas keamanan pelayaran di Selat Malaka dari bentuk ancaman terorisme dan perompokan yang dapat mengganggu keamanan pelayaran. Mengingat bahwa jika hal tersebut terjadi akan merugikan ASEAN khususnya bagi negara negara pantai dan juga user states baik dari segi politik, ekonomi maupun kemanan. Perubahan konsep keamanan maritim menjadi maritim security and safety pada tahun 2002 adalah momentum awal bagi penulis untuk melakukan penelitian. Karena ASEAN terlihat mulai melaksanakan penguatan kerjasama keamanan terhadap pengelolalan jalur perdagangan di Selat Malaka. Adapun pada tahun 2014 sebagai batas dari penelitian penulis karena melihat potensi ancaman dari serangan perompakan dan terorisme semakin menjadi perhatian bagi ASEAN khususnya bagi littoral states.
Kata Kunci : Kerjasama, Keamanan, Selat Malaka, Littoral States.
Daftar Pustaka : 72 Buku, 28 Jurnal, 4 Makalah, 2 Dokumen dan 58 Website, dan Wawancara
Kata Kunci : Kerjasama, Keamanan, Selat Malaka, Littoral States.
Daftar Pustaka : 72 Buku, 28 Jurnal, 4 Makalah, 2 Dokumen dan 58 Website, dan Wawancara
Ahmad Yani Arifin - Personal Name
211000235 - Ahmad Yani Arifin
SKRIPSI HI
Skripsi HI
Indonesia
Universitas Paramadina
2015
Jakarta
LOADING LIST...
LOADING LIST...