Gambaran Health Belief Model Seorang Mantan Pecandu NAPZA
Berbagai kemungkinan dapat membuat seorang pecandu NAPZA berhasil menghentikan kecanduannya, misalnya, dengan adanya sebuah keyakinan terhadap kesehatan individu tersebut. Hal tersebut tersebut mendorong peneliti untuk mengetahui lebih dalam mengenai gambaran health belief model (HBM) yang dimiliki oleh subjek sehingga dirinya menjadi seorang mantan pecandu NAPZA. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif.dengan tipe studi kasus intrinsik. Peneliti menggunakan teknik wawancara semi terstruktur pada proses pengambilan data kepada subjek dan kedua informan. Untuk mengambil sampel, peneliti menggunakan metode non random sampling dengan teknik purposeful sampling. Peneliti menggunakan keenam konstruk HBM yang mencakup perceived susceptibility, perceived severity, perceived barriers, perceived benefit, cues to action dan self-efficacy untuk melihat gambaran health belief model subjek.
Hasil penelitian menunjukan bahwa keenam konstruk health belief model terpenuhi dengan baik oleh subjek setelah dirinya memutuskan untuk berhenti mengonsumsi NAPZA. Selama menjadi pecandu NAPZA, subjek tidak memiliki persepsi kerentanan (resiko) terhadap sebuah penyakit ataupun kondisi berbahaya (perceived susceptibility) dan terhadap keparahan penyakitnya (perceived severity) serta tidak mempersepsikan hambatan (perceived barriers) maupun manfaat (perceived benefit) apabila dirinya berhenti mengonsumsi NAPZA. Namun, setelah subjek mendapat sebuah isyarat untuk mengambil tindakan (cues to action) untuk berhenti mengonsumsi NAPZA, persepsi terhadap hal-hal tersebut kemudian muncul dan membuatnya lebih mudah mengakhiri kebiasaanya menggunakan NAPZA. Meskipun subjek memiliki self-efficacy (keyakinan terhadap kemampuannya untuk berhenti mengonsumsi NAPZA) yang rendah, namun berkat dukungan keluarganya, subjek mampu berhenti menjadi seorang pecandu. Subjek dapat mengatasi masalah kecanduannya ketika telah memperoleh sebuah cues to action yang kemudian memunculkan perceived susceptibility, perceived severity dan perceived benefit serta self-efficacy yang dibantu dengan dukungan dari keluarga dan orang-orang di sekitarnya meskipun tak terlepas dari adanya perceived barriers.
Kata Kunci: health belief model, mantan pecandu NAPZA, perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefit, self-efficacy
Daftar Pustaka: 45, 1988-2014
Hasil penelitian menunjukan bahwa keenam konstruk health belief model terpenuhi dengan baik oleh subjek setelah dirinya memutuskan untuk berhenti mengonsumsi NAPZA. Selama menjadi pecandu NAPZA, subjek tidak memiliki persepsi kerentanan (resiko) terhadap sebuah penyakit ataupun kondisi berbahaya (perceived susceptibility) dan terhadap keparahan penyakitnya (perceived severity) serta tidak mempersepsikan hambatan (perceived barriers) maupun manfaat (perceived benefit) apabila dirinya berhenti mengonsumsi NAPZA. Namun, setelah subjek mendapat sebuah isyarat untuk mengambil tindakan (cues to action) untuk berhenti mengonsumsi NAPZA, persepsi terhadap hal-hal tersebut kemudian muncul dan membuatnya lebih mudah mengakhiri kebiasaanya menggunakan NAPZA. Meskipun subjek memiliki self-efficacy (keyakinan terhadap kemampuannya untuk berhenti mengonsumsi NAPZA) yang rendah, namun berkat dukungan keluarganya, subjek mampu berhenti menjadi seorang pecandu. Subjek dapat mengatasi masalah kecanduannya ketika telah memperoleh sebuah cues to action yang kemudian memunculkan perceived susceptibility, perceived severity dan perceived benefit serta self-efficacy yang dibantu dengan dukungan dari keluarga dan orang-orang di sekitarnya meskipun tak terlepas dari adanya perceived barriers.
Kata Kunci: health belief model, mantan pecandu NAPZA, perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefit, self-efficacy
Daftar Pustaka: 45, 1988-2014
Sharifah Zainab Pratiwi - Personal Name
210000313 - Sharifah Zainab Pratiwi
SKRIPSI PSI
Skripsi PSI
Indonesia
Universitas Paramadina
2014
Jakarta
LOADING LIST...
LOADING LIST...