Konglomerat Indonesia: Permasalahan dan Sepak Terjangnya
Ketika suhu polemik konglomerat menjadi hangat, Presiden Soeharto mengemukakan sebuah filosofi bahwa di Indonesia tidak ada larangan untuk orang menjadi kaya, asalkan dengan jalan halal dan dan kerja keras. Meskipun demikian, di kalangan masyarakat Indonesia masih kental keyakinan tradisional akan mitos "Tuyul". Orang-orang yang menjadi sangat kaya secara mendadak dianggap pasti memelihara "Tuyul".
Dalam konteks konglomerat, mimpi buruk yang menimpa Kwik Kian Gie merupakan contoh metamorfose "Tuyul tradisional" menjadi "Tuyul Modern". Ada kecurigaan bahwa setiap pengusaha raksasa yang menjadi konglomerat pasti mempunyai "Tuyul Modern" berupa lisensi dan proteksi istimewa dari birokrat, akses kepada kekuasaan, atau menjadi agen kapitalis MNC.
Benarkah mitos "Tuyul Modern' itu? Bagaimana menguak mitos tersebut secara objektif didukung data dan fakta historis serta pengalaman empiris dan wawasan luas demi kepentingan nasional? Jawabannya dapat disimak melalui buku ini.
Dalam konteks konglomerat, mimpi buruk yang menimpa Kwik Kian Gie merupakan contoh metamorfose "Tuyul tradisional" menjadi "Tuyul Modern". Ada kecurigaan bahwa setiap pengusaha raksasa yang menjadi konglomerat pasti mempunyai "Tuyul Modern" berupa lisensi dan proteksi istimewa dari birokrat, akses kepada kekuasaan, atau menjadi agen kapitalis MNC.
Benarkah mitos "Tuyul Modern' itu? Bagaimana menguak mitos tersebut secara objektif didukung data dan fakta historis serta pengalaman empiris dan wawasan luas demi kepentingan nasional? Jawabannya dapat disimak melalui buku ini.
Sjahrir - Personal Name
Kwik Kian Gie - Personal Name
Widyahartono, Bob - Personal Name
Wibisono, Christianto - Personal Name
Marbun, B.N. - Personal Name
Kwik Kian Gie - Personal Name
Widyahartono, Bob - Personal Name
Wibisono, Christianto - Personal Name
Marbun, B.N. - Personal Name
330.9598 KWI k
979-416-060-1
330.9598
Printed Book
Indonesia
Pustaka Sinar Harapan
1989
Jakarta
103 hlm
LOADING LIST...
LOADING LIST...