Negara Paripurna: Historitas, Rasionalitas dan Aktualitas Pancasila
Soekarno pernah berkata, “Republik Indonesia memerlukan satu dasar yang bisa menjadi dasar satis dan yang bisa menjadi Leitstar (bintang pimpinan) dinamis.” Leitstar itu diterjemahkan oleh Soekarno menjadi Pancasila.
Ketika Soekarno menyampaikan tentang Pancasila, dirinya memiliki harapan besar bahwa Pancasila akan menjadi landasan utama dari kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. Pancasila mampu menjadi wadah sekaligus nilai dasar bagi semua kepentingan kelompok di Indonesia pada saat itu. Dan sejatinya, juga berlaku pada masa sekarang ini.
Buku ini merefleksikan kesadaran dan keprihatinan bawa krisis yang mendera kehidupan kebangsaan ini begitu luas cakupannya dan dalam penetrasinya. Kunci jawaban krisis itu sesungguhnya bisa di temukan dari dasar falsafah dan pandangan hidup negara Indonesia.
Yang diperlukan adalah mengikuti cara Soekarno yang membawa nilai-nilai dasar kehidupan berbangsa Indonesia yaitu Pancasila sejak awal berdirinya Indonesia. Menggali kembali Pancasila itu, mengargumentasikan dan mengkontekstualisasikannya dengan kehidupan masa kini dan masa depan.
Penggalian nilai-nilai dalam Pancasila, melalui sila-silanya yang dikupas satu persatu secara mendalam di buku ini, merupakan suatu ingatan akan harapan bangsa. Harapan untuk merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur pada saat itu, di masa identitas bangsa masih menjadi konsep.
Dan lewat buku ini, nilai-nilai dalam Pancasila kembali diingatkan untuk menjadi harapan yang sama meskipun dalam bentuk krisis yang berbeda. Ketika bangsa ini tengah mengalami identitas krisis atas ketidakmerdekaan, ketidakdaulatan, ketidakadilan dan ketidakmakmuran, nilai-nilai dalam Pancasila memungkinkan untuk menjadi harapan kembali untuk re-identitas bangsa.
Ketika Soekarno menyampaikan tentang Pancasila, dirinya memiliki harapan besar bahwa Pancasila akan menjadi landasan utama dari kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. Pancasila mampu menjadi wadah sekaligus nilai dasar bagi semua kepentingan kelompok di Indonesia pada saat itu. Dan sejatinya, juga berlaku pada masa sekarang ini.
Buku ini merefleksikan kesadaran dan keprihatinan bawa krisis yang mendera kehidupan kebangsaan ini begitu luas cakupannya dan dalam penetrasinya. Kunci jawaban krisis itu sesungguhnya bisa di temukan dari dasar falsafah dan pandangan hidup negara Indonesia.
Yang diperlukan adalah mengikuti cara Soekarno yang membawa nilai-nilai dasar kehidupan berbangsa Indonesia yaitu Pancasila sejak awal berdirinya Indonesia. Menggali kembali Pancasila itu, mengargumentasikan dan mengkontekstualisasikannya dengan kehidupan masa kini dan masa depan.
Penggalian nilai-nilai dalam Pancasila, melalui sila-silanya yang dikupas satu persatu secara mendalam di buku ini, merupakan suatu ingatan akan harapan bangsa. Harapan untuk merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur pada saat itu, di masa identitas bangsa masih menjadi konsep.
Dan lewat buku ini, nilai-nilai dalam Pancasila kembali diingatkan untuk menjadi harapan yang sama meskipun dalam bentuk krisis yang berbeda. Ketika bangsa ini tengah mengalami identitas krisis atas ketidakmerdekaan, ketidakdaulatan, ketidakadilan dan ketidakmakmuran, nilai-nilai dalam Pancasila memungkinkan untuk menjadi harapan kembali untuk re-identitas bangsa.
Latif, Yudi - Personal Name
320.5 LAT n
978-979-22-6947-5
320.5
Printed Book
Indonesia
Gramedia
2011
Jakarta
xxvii + 667 hlm
LOADING LIST...
LOADING LIST...