Kerjasama Jepang-Australia dalam Menjaga Keamanan Energi Jepang Pasca Insiden Fukushima (Periode 2011-2014)
Skripsi ini mendiskusikan tentang fenomena kerjasama yang terjadi antara Jepang dan Australia selama periode 2011-2014, dimana fokus diskusi terbagi dalam 3 bahasan: Pertama, proses berjalannya kerjasama antara Jepang dan Australia terutama dalam bidang energi, dimana Jepang sangat bergantung pada pasokan energi Australia terutama setelah terjadinya insiden Fukuhsima- kebocoran reaktor nuklir di prefektur Fukushima. Insiden Fukushima yang terjadi sebagai akibat dari adanya bencana gempa bumi dan tsunami pada 11 Maret 2011 telah menyebabkan Jepang kehilangan pasokan energinya. Hal ini didasari oleh penutupan energi nuklir di seluruh negeri Jepang terkait dengan keselamatan masyarakat. Dengan penutupan reaktor nuklir di Jepang dan di tempat lain, menyebabkan adanya perubahan yang signifikan dalam struktur permintaan energi dengan bahan bakar fosil terutama LNG dan batubara. Kedua, integrasi ekonomi yang terbentuk antara Jepang dan Australia akibat arus ekonomi yang semakin tinggi di kedua negara terutama dalam bidang energi. Ketiga, hambatan yang dihadapi oleh Jepang dalam menjalin kerjasama dengan Australia demi menjaga keamanan energi negeranya.
Metodologi berfokus pada satu model yaitu penelitian kualitatif. Paradigma yang digunakan adalah neoliberalisme dalam studi hubungan internasional. Studi ini dilakukan dengan menggabungkan konsep hubungan bilateral dan juga keamanan energi (energy security) untuk mencari tahu bagaimana kerjasama antara Jepang dan Australia berjalan demi menjaga keamanan energi Jepang pasca insiden Fukushima.
Temuan dari penelitian, diantaranya: pertama, kerjasama ini menekankan pada ekspor dan impor bahan bahar fosil terutama LNG dan batubara. Kedua komoditas ini menjadi komoditas yang paling dibutuhkan oleh Jepang untuk dapat memenuhi kebutuhan energinya setelah terjadinya bencana. Kedua, kerjasama ini membawa hubungan kedua negara ke arah yang lebih baik yang dengan adanya integrasi ekonomi melalui Japan-Australia Economic Partnership Agreement (JAEPA), yang merupakan perkembangan sejarah dalam hubungan ekonomi Australia dengan Jepang. Ketiga, terdapat hambatan yang muncul dalam kerjasama ini baik itu hambatan internal maupun hambatan eksternal Jepang. Hambatan internal yang menjadi kendala dalam kerjasama in adalah lain penurunan swasembada energi, meningkatnya emisi CO2, ekonomi Jepang menurun akibat impor bahan bakar fosil yang besar dan adanya perdebatan mengenai rencana energi Jepang. Sedangkan hambatan eksternalnya adalah kehadiran China yang menjadi pesaing bagi Jepang dalam hubungannya dengan Australia.
Kata Kunci : Jepang, Australia, keamanan energi, hubungan bilateral, insiden Fukushima, neoliberalisme
Daftar Pustaka: 24 buku, 19 jurnal dan makalah, 10 dokumen pemerintah, 30 artikel online dan website
Metodologi berfokus pada satu model yaitu penelitian kualitatif. Paradigma yang digunakan adalah neoliberalisme dalam studi hubungan internasional. Studi ini dilakukan dengan menggabungkan konsep hubungan bilateral dan juga keamanan energi (energy security) untuk mencari tahu bagaimana kerjasama antara Jepang dan Australia berjalan demi menjaga keamanan energi Jepang pasca insiden Fukushima.
Temuan dari penelitian, diantaranya: pertama, kerjasama ini menekankan pada ekspor dan impor bahan bahar fosil terutama LNG dan batubara. Kedua komoditas ini menjadi komoditas yang paling dibutuhkan oleh Jepang untuk dapat memenuhi kebutuhan energinya setelah terjadinya bencana. Kedua, kerjasama ini membawa hubungan kedua negara ke arah yang lebih baik yang dengan adanya integrasi ekonomi melalui Japan-Australia Economic Partnership Agreement (JAEPA), yang merupakan perkembangan sejarah dalam hubungan ekonomi Australia dengan Jepang. Ketiga, terdapat hambatan yang muncul dalam kerjasama ini baik itu hambatan internal maupun hambatan eksternal Jepang. Hambatan internal yang menjadi kendala dalam kerjasama in adalah lain penurunan swasembada energi, meningkatnya emisi CO2, ekonomi Jepang menurun akibat impor bahan bakar fosil yang besar dan adanya perdebatan mengenai rencana energi Jepang. Sedangkan hambatan eksternalnya adalah kehadiran China yang menjadi pesaing bagi Jepang dalam hubungannya dengan Australia.
Kata Kunci : Jepang, Australia, keamanan energi, hubungan bilateral, insiden Fukushima, neoliberalisme
Daftar Pustaka: 24 buku, 19 jurnal dan makalah, 10 dokumen pemerintah, 30 artikel online dan website
Dina Rifqiana - Personal Name
211000266 - Dina Rifqiana
SKRIPSI HI
Skripsi HI
Indonesia
Universitas Paramadina
2015
Jakarta
LOADING LIST...
LOADING LIST...